Followers

Islamic Widget

Isnin, 5 Disember 2011

♥~ 
♥::♥ Ada yang bilang Hati itu bagaikan kaca,
Bila ada yang memecahkannya maka biar bagaimanapun, 
kita tidak mampu mengembalikannya seperti semula
Tetapi bekas kaca yang telah pecah tadi dapat dilebur, 
menjadi kaca yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya

Namun....
menjadikan hati seperti baja itu lebih baik,
Di mana ketika ada yang menempanya,
baja akan berterima kasih lantaran itu membuatnya menjadi lebih kuat

Tetapi.....
yg lebih baik lagi jika hati itu seperti air,
Warnanya bening, zatnya cair serta perangainya lembut,
Meskipun ia diaduk-aduk maka ia tetap dpt kembali kpada posisinya semula
Tidak ada dendam maupun luka,
melainkan ia akan mengubati lukanya sendiri
Dan Tentunya dia tak perlu membalas,
kerana tanpa dibalaspun orang yg mencuba melukainya,
justeru akan merasakan sakit akibat pukulannya sendiri......:)

Salam Senyum :-)



sumber : fb

Engkau yang tak mampu membendung kebesaran dari keinginanmu, resapilah ini ...


Upaya untuk mencapai langit, menjadikanmu cemerlang.

Upaya untuk membahagiakan hati sesama, menjadikanmu bijak.

Dan jika kecemerlanganmu adalah untuk kebahagiaan sesamamu, engkau akan dibebaskan dari kesulitanmu, dibesarkan rezekimu, diharumkan namamu, diluaskan pengaruhmu, dan dibahagiakan dalam keluarga yang mesra dan rukun.



Engkau yang hatinya selalu tenggelam dalam kesedihan dan penyesalan karena kesalahan masa lalumu, dengarlah ini …

Sesungguhnya engkau sudah dimaafkan.

Jika tidak, mengapakah engkau berada dalam kesadaran yang lebih baik hari ini, yang mampu mengenali bahwa yang kau lakukan dulu itu salah?

Sesungguhnya, engkau adalah jiwa yang lebih baik hari ini.

Syukurilah hidupmu yang sekarang ini. Jadilah sebaik-baiknya pribadi hari ini.

Bukan masa lalumu yang menentukan kualitas dari keseluruhan hidupmu, tapi kebaikanmu hari ini.

Saudaraku,

Apa pun masa lalumu, baikkanlah dirimu hari ini.

Jadilah seramah-ramahnya pribadi, yang sepemaaf mungkin, yang seikhlas mungkin, dan peliharalah gema doa di hatimu bagi kebaikan mereka yang pernah kau salahi.

Maafkanlah dirimu.

Sesungguhnya, engkau telah menjadi jiwa lembut yang baik niatnya bagi sesama.

Semoga Tuhan selalu menyertai langkahmu, dan memenuhi hatimu dengan cinta.

sumber : fb

The Dangers of CINTA SAMPINGAN.




Berhati-hatilah dengan ketertarikan kepada orang lain setelah Anda berjanji setia kepada Cinta Utama Anda.



Cinta Sampingan (CS) adalah urusan penuh muslihat yang mudah dimasuki tapi yang mempersulit jalan keluar Anda.


Khamis, 1 Disember 2011

Seekor Ulat dengan Nabi Daud AS



Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.
Lalu Nabi Daud AS berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?” Seketika setelah Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata.


Al- Biruni Bhg 5


Pengembaraan ke India
India adalah suatu negeri di Benua Asia. Keadaannya penuh dengan simpanan budaya. Banyak pakar meminati negeri ini untuk dijadikan ajang penelitian. Baik falsafahnya, seni, bahasa, dan gaya hidup masyarakatnya. Al-Biruni termasuk orang yang sejak awal melirik India sebagai bahan tulisan ilmiahnya. Semuanya terasa lengkap ia tuturkan. Buku itu pun siap menjadi bahan acuan.
Sampailah waktu yang sangat ditunggu-tunggu Al-Biruni, ketika Sultan MAhmud memanggilnya ke kota Ghaznah.
“Wahai Biruni,” titah Sultan Mahmud, “kau temani kami dalam perluasan ke India!” demikian awal pembicaraan antara Sultan dengan Al-Biruni. Duhai, Sultan itu tak lagi ingat akan sikapnya semula.
“Catatlah untuk informasi kami apa saja yang belum diketahui orang islam mengenai India; baik sejarah, negeri, peradaban, kepercayaan, Adat, keadaan geografis, sungai, dan gunung-gunungnya. Sebab dakwah Islam tidak akan sampai menyebar ke India dan mustahil diterima masyarakatnya kecuali berbekal pengetahuan tentang itu semua!” instruksinya lagi.
** Warna Warni Hidup **

Al Biruni Bhg 4


Baju Kebesaran Khalifah
Sampai pula waktunya Al-Biruni benar-benar terlibat dalam masalah politik. Bermula dari Al-Amir Al-Ma’mun mengadakan perkawinan dengan saudara perempuan Sultan Mahmud Al-Ghaznawi. Dia adalah pewaris tahta kerajaan As-Samaniah dan pendiri Ghaznawiyah. Berkat hubungan perkawinan ini, Al-Ma’mun berusaha membatasi kekuasaan agar kerajaan Khawarizmi yang ia pimpin tidak tunduk kepada kerajaan Ghaznawi baru (sekarang Kabul) bila suatu ketika terjadi penekanan.
Pada tahun 1014 M, Khalifah Al-Qadir Al-Abasi Al-Ma’mun di Bagdad menganugerahkan gelar syah (raja) kepada Al-Ma’mun. tentu saja anugerah dari pemerintah pusat tersebut membaggakan Al-Ma’mun. Namun di balik itu terselib juga rasa was-was akan akibat gelar yang ia sandang. Kemungkinan akan terjadi iri hati dari pihak Sultan Mahmud Al-Ghaznawi, iparnya.


Al-biruni Bhg 3


Undangan Ke Jurjani
Sangat kerasan ia berada di kota Bukhara, berada dalam lingkungan pakar dan ilmuwan. Dengan banyak kerja sama dengan mereka dan tukar pikiran, kematangan otaknya, semakin meningkat. Demikian betah Al-Biruni berada di kota ini. Hingga suatu ketika ia mendapat tawaran untuk bekerja sama dengan Amir (pemimpin) Syamsul Ma’ali Qobus bin Wasykamir. Dia adalah seorang penguasa Az-Zayariyin, suatu kerajaan kecil yang berada di sebelah selatan Laut Qezwin.
Amir tersebut saat itu sedang terusir dari ibukota kerajaannya, Jurjani. Banyak kerajaan ketika itu saling bertikai, saling menumbangkan dan merebut wilayah kekuasaan. Demikian pula kiranya yang terjadi pada Az-Zayariyin. Angkatan bersenjata dalam kerajaan itu bergolak, membrontak terhadap amir Syamsul Ma’ali Qobus. Tentu saja sang Raja tidak tinggal diam. Ia mencari dukungan dari wilayah lain untuk mengusir para pemberontak. Dan satu kerajaan yang dapat diajak kerja sama untuk menumbangkan kekuasaan militer yang hendak meng-cup de’tat adalah Al-Manshur.

Al Biruni Bhg 2


Meninggalkan Negara
Kerajaan Khawarizmi, tempat Al-Biruni menetap secara politis tunduk kepada kerajaan As-Samaniah. Sebagaimana kerajaan Zayariah yang terletak di sebelah utara Laut Qezwin. Kesultanan As-Samaniah berada di Bukhoro. Raja Nuh Ibnu Manshur As-Samaniah posisinya sangat mantap. Tak seorang raja pun berani menentang. Tetapi pernah pula mendapat pemberontakan dari suatu kelompok dengan memakai politik devide et empera.
Situasi dan kehidupan politik tidak menjadi minat Abu Raihan. Ia selalu sibuk membuat berbagai percobaan. Ia persiapkan sebuah alat perbintangan berbentuk lingkaran besar. Garis tengah lingkaran tersebut lebih dari tujuh meter, dibagi-bagi menjadi setengah derajad. Dengan alat tersebut ia hendak mengetahui letak geografis sebuah desa kecil yang terletak di antara kota Kats.
Suatu kali percobaan Al-Biruni terganggu. Sebab di kerajaannya meletus pemberontakan. Yakni antara penguasa Jurjani yang terletak di sebelah barat Sungai Amudarya dengan Amir bin Abu Abbas. Situasi demikian kacau, hingga AL-Biruni merasa harus menyelamatkan diri. Ia segera menengok sang ibu yang saat itu masih di kota Kats.

Al- Biruni (BHG 1)


Anak Yatim
Muhammad bin Ahmad, siapakah dia? Anak yatim yang biasa dipanggil ibunya, Abu Raihan. Mereka berdiam di daerah Biruni yang terletak di sekitar Kats, ibukota kerajaan Al-Khuzamah. Negara ini terbentang di Asia Tengah. Sebelah selatan dibatasi Laut Aral dan sebelah utara dibatasi Laut Qezwin. Kats ibukota yang telah kita sebut tadi berada di sebelah utara Sungai Jijun(sekarang Amudarya). Di dalamnya terdapat banyak bangunan yang mengagumkan; istana, masjid-masjid, dan berbagai pusat kegiatan keagamaan berdiri megah di sana.

Kisah Si Pemalas Dengan Abu Hanifah


Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, “Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah lunglai. Oh, manakah hati yang belas kasihan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik.”